PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah merupakan kelainan hormonal yang paling banyak dijumpai pada wanita usia reproduksi yang dapat menyebabkan infertil terutama apabila tidak berovulasi
Gejala :
- gangguan haid dimana sering terlambat atau tidak haid dalam waktu yang lama (gangguan ovulasi)
- wajah yang mudah berjerawat atau tumbuh rambut yang berlebihan pada tempat-tempat yang khas untuk pria, misal kumis, janggut, jambang, dada, perut, punggung dan sebagainya.
- Obesitas
- Resistensi insulin
Kurang lebih 60-70% wanita dengan berat badan lebih, dan 40-50% wanita dengan berat badan normal dapat menunjukkan gejala seperti tersebut diatas.
Sindrom Ovarium Polikistik dengan gangguan kesuburan
Kondisi gangguan ovulasi menyebabkan PCOS menjadi salah satu penyebab dari gangguan kesuburan. Kondisi oligo/anovulasi dapat dikenali dari adanya perubahan siklus haid. Jika siklus haid yang normal adalah berkisar antara 21-35 hari, maka perubahan siklus haid yang pada awalnya dikeluhkan oleh penderita PCOS ini adalah siklus haid yang jarang (melebihi 35 hari) atau bahkan tidak mendapat haid lebih daripada 3 bulan. Jika kondisi ini telah terjadi menahun maka keluhan gangguan haid lain yang akan dikeluhkan adalah adanya siklus haid yang ireguler atau tidak teratur. Haid menjadi lama, kadang hanya bercak-bercak darah saja, dan kadang menjadi banyak .
Kegemukan, resistensi insulin dan gangguan kesuburan
PCOS sering dikaitkan dengan adanya timbunan lemak tubuh yang berlebihan terutama di dalam rongga perut. Pasien yang memilki indeks massa tubuh (IMT) lebih besar dari pada 25 kg/m2 atau lingkar perut yang lebih besar dari pada 80 cm akan sangat berisiko untuk memiliki kelainan PCOS ini.
Timbunan lemak yang berlebihan terutama di dalam rongga perut akan menimbulkan perubahan keseimbangan zat-zat kimiawi tertentu yang dapat mengakibatkan menurunnya sensitivitas insulin. Kadar insulin menjadi lebih tinggi daripada normal. Kondisi hiperinsulin ini disebut dengan istilah resistensi insulin, apabila kadar insulin puasa lebih daripada 10.1 ui/ml atau jika dijumpai nisbah glukosa puasa terhadap insulin puasa kurang daripada 10 ui/ml.
Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, ternyata kondisi resistensi insulin hanya dijumpai pada penderita obesitas saja. Namun telah banyak dibuktikan bahwa penderita PCOS dengan berat badan normal pun dapat menunjukkan gejala resistensi insulin. Kondisi resistensi insulin pada penderita PCOS dengan berat badan normal (langsing) terkait erat dengan lingkar pinggang lebih daripada 80 cm atau karena faktor genetika.
Kondisi resistensi insulin dapat dicurigai jika dijumpai gejala klinis seperti IMT>25 kg/m2, lingkar perut>80 cm, lipatan sub-skapula>50 mm, dan akantosis nigrikans
Penanganan gangguan kesuburan
1. Penurunan berat badan dan perubahan gaya hidup
Jika penderita PCOS memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang lebih dari pada 25 kg/m2 maka pilihan terapi utama untuk mengatasi gangguan kesuburan adalah menurunkan berat badan. Penurunan berat badan dapat memperbaiki resistensi insulin dan juga sekaligus dapat mengatasi masalah ovulasi pada PCOS dengan masalah kelebihan berat badan. Untuk itu yang harus dilakukan adalah: memperbaiki gaya hidup. Olah raga teratur, mengurangi asupan kalori yang berlebih, sehingga tercapai berat badan tertentu .
Penurunan berat badan sebesar 5% dapat memperbaiki resistensi insulin dan sekaligus dapat meningkatkan kejadian ovulasi sebesar 50% . Penurunan berat badan sebanyak 5% sudah cukup untuk memperbaiki siklus menstruasi sebesar 80%. Disamping itu penurunan berat badan sebesar 5-10% saja sudah dapat melindungi penderita PCOS dengan resistensi insulin terhadap tipe 2 diabetes melitus dan dislipidemia .
Program penurunan berat badan bagi pasien dengan indeks masa tubuh (IMT) antara 27-30 kg/m2 merupakan hal yang sangat penting bagi penderita PCOS. Pengurangan kalori antara 300-500 kalori per hari dapat menurunkan berat badan sebanyak 10% dalam 6 bulan. Bagi penderita PCOS dengan IMT >35 kg/m2, pengurangan kalori sebanyak 500-1000 kalori per hari dapat menurunkan berat badan 500-1000 gram per minggu .
Diet rendah lemak dan gula serta banyak makan sayuran sangat dianjurkan bagi pasien dengan berat badan berlebih atau obesitas .
Olahraga aerobik teratur seperti berjalan kali selama 30 menit per hari dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Kegiatan lain seperti yoga, relaksasi, meditasi dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol.
2. Induksi ovulasi
Terdapat beberapa cara untuk induksi ovulasi. Secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu terapi lini pertama dan terapi lini kedua.
Terapi lini pertama adalah penggunaan obat-obatan, dan obat induksi ovulasi yang terkenal untuk PCOS adalah klomifen sitrat .
Jika terdapat kegagalan klomifen sitrat menghasilkan ovulasi maka perlu diperhatikan kemungkinan adanya resistensi insulin.
Terapi kombinasi antara klomifen sitrat dengan obat yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin seperti metformin atau actos® dilaporkan mampu memperbaiki kemampuan ovulasi .
Jika pengobatan lini pertama gagal, maka pilihan berikutnya adalah terapi lini kedua yaitu “drilling” ovarium dengan laparoskopi atau langsung ke program bayi tabung.