PENYEBAB INFERTILITAS PRIA
- Gangguan produksi sperma, dapat berupa gangguan pada produksi dan pematangan sperma dan merupakan penyebab umum infertilitas pria. Keadaan ini dapat disebabkan kelainan genetic, infeksi seperti virus Mumps, gangguan endokrin (hormonal), dan gangguan imunologi.
- Kelainan Anatomi yang menyebabkan sumbatan saluran genital yang disebabkan kelainan genetic dan infeksi atau juga riwayat pembedahan varicocele, yaitu pelebaran pembuluh darah vena-vena scrotum (suatu kantong dimana terdapat buah pelir) yang dapat menyebabkan kualitas sperma yang rendah.
- Gangguan pengeluaran sperma ke dalam genital wanita yang mungkin disebabkan oleh impotensi dan ejakulasi dini.
PENYEBAB INFERTILITAS WANITA
1. Gangguan pelepasan sel telur (disfungsi ovulasi)
Adanya gangguan ovulasi diperkirakan sekitar 15% dari seluruh penyebab infertilitas pada pasangan dengan gangguan kesuburan.
Ovulasi merupakan syarat mutlak yang diperlukan untuk sel telur bisa dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi di tempat dan waktu yang tepat (right place at the right time). Sel telur yang di lepaskan dari indung telur telah melalui suatu proses pertumbuhan dan pematangan sel telur yang dalam waktu yang lama. Adanya gangguan pada setiap tingkat, baik pada tingkat sentral (hypothalamus, hipofise) dan pada indung telur akan berpengaruh terhadap kualitas sel telur dan gangguan ovulasi.
Oleh karena itu, Dokter akan menelusuri untuk mencari penyebab gangguan ovulasi tersebut. Adanya gangguan kelenjar gondok (tiroid), anak ginjal (adrenal) ataupun kelebihan hormon prolaktin yang dikeluarkan hipofise (hiperprolaktinemia), stress fisik dan psikologis yang berlangsung lama juga akan berpengaruh terhadap gangguan ovulasi.
Sindroma ovarium polikistik (PCOS) merupakan penyebab yang sering menyebabkan gangguan ovulasi, yang ditandai dengan banyaknya kista-kista ukuran kecil pada kedua indung telur dan tidak berkembang, kelebihan hormon endrogen dan haid yang jarang.
Terapi yang diberikan Dokter berdasarkan penyebabnya. Pada gangguan yang ringan, terkadang terjadi ovulasi akan tetapi dengan kualitas sel telur yang tidak bagus dan biasanya jika terjadi kehamilan berakhir dengan keguguran.
Beberapa wanita dengan kelebihan berat badan akan mengalami ovulasi hanya dengan diet dan olah raga yang teratur. Sangat penting bagi dokter untuk menilai kualitas perkembangan sel telur dan ada atau tidaknya ovulasi pada wanita tersebut. Untuk menilai perkembangan sel telur dilakukan USG transvaginal.
2. Faktor Serviks atau Abnormalitas Sperma dengan lender serviks
Serviks dan lendir serviks berperan dalam proses reproduksi. Lendir serviks menerima atau menangkap sperma dari ejakulat dan vagina, menyingkirkan semua konstituen plasma semina dan menyaring sperma yang abnormal, melakukan proses biokimia dan menjadi tempat sementara sperma, sehingga memperpanjang survival dan interval antara ejakulasi dengan ovulasi.
Adanya gangguan antara sperma dan lendir serviks akan berpengaruh terhadap sperma yang akan mampu membuahi sel telur. Dokter dapat melakukan uji paksa senggama untuk menilai keramahan lendir serviks terhadap sperma.
Terapi bagi pasangan infertil dengan gangguan serviks dengan cara dilakukan inseminasi dimana sperma dapat langsung kedalam rahim setelah melalui proses tertentu ( inseminasi intra uteri atau IUI ).
3. Kelainan Anatomis dan Fungsi Rahim (uterus)
Wanita dengan infertilitas jarang disebabkan oleh kelainan uterus, namun perlu dilakukan pemeriksaan juga.
Kelainan bentuk rahim yang ada sejak lahir, atau tumor rahim (mioma), perlengketan lapisan rahim bagian dalam (adhesi intrauterine), polip endometrium atau adanya infeksi kronis endometrium hendaknya ditelusuri juga.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menemukan kelainan tersebut. Ada tiga metode dasar untuk mengevaluasi rongga uterus yaitu histerosalfingografi, USG transvaginal standard atau USG transvaginal dengan kontras saline (sonohisterografi) dan histeroskopi.
4. Sumbatan saluran indung telur dan perlengketan dengan organ sekitarnya
Pada wanita dengan infertilitas adanya kelainan pada saluran indung telur dan rongga panggul merupakan salah satu penyebab utama infertilitas dan merupakan diagnosis utama pada 30-35% pasangan infertile.
Kelainan pada saluran indung telur dan rongga panggul dapat disebabkan penyakit infeksi panggul, keguguran dengan infeksi, infeksi usus buntu yang pecah, operasi saluran indung telur atau kehamilan di luar kandungan yang menyebabkan rusaknya saluran indung telur. Endometriosis dapat juga menyebabkan perlengketan dan tersumbatnya saluran indung telur. Akibat dari rusaknya atau tersumbatnya saluran indung telur menyebabkan terhambatnya pertemuan sperma dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan histerosalfingografi (HSG) dan laparaskopi untuk menilai tersumbat atau tidaknya saluran indung telur. Ada juga sebagian dokter melakukan pemeriksaan dengan cara sonohisterosalfingografi, yaitu dengan menggunakan ultrasonografi (USG) dan cairan saline steril, yang dapat dilakukan diruang praktek dokter.
PENANGANAN GANGGUAN KESUBURAN ATAU INFERTILITAS :
Setiap pasangan infertilitas akan di terapi sesuai dengan penyebabnya, namun ada sebagian pasangan yang setelah dilakukan pemeriksaan yang lengkap belum juga ditemukan penyebabnya.
1. Stimulasi indung telur
Untuk dilakukan stimulasi indung telur dengan syarat analisa sperma normal (nomorzoospermi) dan hasil pemeriksaan HSG (hystero salpingografi) kedua atau salah satu saluran indung telurnya normal dengan rongga rahim yang normal pula. Stimulasi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang murah sampai yang mahal dengan masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Dokter akan menjelaskan aturan, manfaat dan efek samping dari penggunaan obat-obatan tersebut.
2. Inseminasi intra uterin
Suatu teknik reproduksi dibantu dengan cara memasukan sperma yang telah dipreparasi secara khusus langsung ke dalam rahim dengan alat yang khusus pada saat menjelang ovulasi. Umumnya indikasi untuk dilakukan tehnik tersebut dikarenakan adanya kelainan pada kualitas sperma yang sedang, ketidak ramahan lendir serviks terhadap sperma, dapat juga akibat adanya disfungsi seksual pria maupun wanita, gangguan fase luteal, sindroma luteinized unruptured follicle, endometriosis minimal, ejakulasi retrograde, kelainan anatomi pada penis dan vagina, hasil uji pasca senggama yang buruk.
Dalam pembuahan normal, antara 50.000-100.000 sel sperma, berlomba membuahi 1 sel telur. Dalam pembuahan normal, berlaku teori seleksi alamiah, dimana sel yang paling kuat dan sehat adalah yang menang. Sementara dalam inseminasi buatan, sel sperma pemenang dipilih oleh dokter atau petugas laboratorium. Di bawah mikroskop, para petugas laboratorium dapat memisahkan mana sel sperma yang kelihatannya sehat dan tidak sehat. Dokter akan memberikan informasi tentang indikasi dan peluang kehamilan serta biaya jika inseminasi menjadi terapi pilihan buat pasangan infertilitas.
3. Bayi tabung atau Fertilisasi in vitro
Adalah suatu teknik reproduksi dibantu teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan spermatozoa di luar tubuh manusia agar terjadi pembuahan atau fertilisasi, dan selanjutnya ditanamkan kembali kedalam rahim setelah menjadi embrio.
Indikasi bayi tabung :
- Gangguan pada saluran induk telur
- Infertilitas yang tidak dapat ditentukan penyebabnya (Unexplained Infertility)
- Endometriosis yang sudah diterapi secara lengkap, tetapi belum berhasil hamil
- Masalah sperma baik jumlah, pergerakan dan morfologi serta adanya antibody antisperma
- Kegagalan inseminasi berulang
- Infertilitas karena adanya gangguan imunologi
Sebelum mengikuti bayi tabung maka semua pasangan suami istri harus mendapat konseling khusus dari tim konseling bayi tabung, dan telah dilakukanpemeriksaan yang lengkap. Kepada pasangan akan dijelaskan terutama mengenai prosedur atau teknik bayi tabung, cara-cara memakai obat serta kemungkinan komplikasi, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan, komplikasi kehamilan, kemungkinan kelainan pada janindan biaya seluruh siklus pengobatan secara rinci.
KESIMPULAN
Gangguan kesuburan atau infertilitas merupakan keadaan yang mempengaruhi sekitar10-15 % pasangan usia reproduktif. Evaluasi untuk mempengaruhi faktor yang menyebabkan infertilitas seharusnya dilakukan terhadap kedua pasangan tersebut, baik suami maupun istri, mengingat sekitar 40% dari pasangan infertile didapatkan adanya kombinasi penyebab pada suami dan istri. Adanya gangguan ovulasi memerlukan pemeriksaan yang sistematis dari anamnesa, pemeriksaan fisik, deteksi adanya ovulasi dan pemeriksaan hormone. Adanya kelainan saluran indung telur dan perlengketan organ sekitarnya dapat diketahui melalui pemeriksaan histerosalfingografi, sonohisterosalfingografi dan laparaskopi. Endometriosis sering dijumpai pada wanita dengan infertilitas dan dapat menyebabkan infertilitas melalui gangguan saluran indung telur, perkembangan dan pelepasan sel telur, gangguan pembuahan sperma terhadap sel telur, perkembangan embrio dan gangguan implantasi embrio. Faktor pria juga sebagai penyebab sekitar 30% dari pasangan dengan infertilitas. Dengan mengetahui penyebab infertilitas, maka pengobatan untuk mendapatkan kehamilan disesuaikan dengan penyebabnya. Pilihan terapi dapat dilakukan secara alami, dengan teknik inseminasi dan terapi dengan teknologi reproduksi berbantu atau bayi tabung.
Untuk informasi dan pendaftaran konsultasi, silakan hubungi RSIA Tambak 021 2303444