Alamat

Jl. Tambak No. 18, Pegangsaan

Kec. Menteng, Jakarta Pusat

DKI Jakarta 10320

Breadcume here >

TORCH

TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Pada infeksi TORCH, gejala klinis seringkali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH.

TOXOPLASMA

Penyakit Toksoplasma disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang merupakan salah satu penyebab kelainan kongenital yang lebih sering ditemukan dibanding penyebab lainnya dari golongan TORCH. Yang mempunyai peran besar dalam penyebaran penyakit ini adalah kucing. Saat kucing mengkonsumsi binatang pengerat atau burung yang telah terinfeksi toxoplasma, parasit tersebut akan masuk ke pencernaan dan sampai pada feses kucing.

Infeksi pada manusia terjadi saat tanpa sengaja kulit manusia bersentuhan dengan feses kucing misalnya saat membersihkan tempat buang air dari kucing kesayangan atau saat manusia sedang berkebun tanpa menggunakan sarung tangan dan tanpa sengaja menyentuh feses kucing. Infeksi juga dapat terjadi jika manusia memakan sayur atau buah yang telah terkontaminasi feses kucing, atau melalui daging binatang (misalnya kambing, sapi, babi) yang telah terinfeksi. Jadi sebenarnya, semua manusia mempunyai kemungkinan yang sangat besar terinfeksi toxoplasma, tidak hanya orang yang gemar memelihara kucing saja.

Gejala

Infeksi Toxoplasma dapat berlalu begitu saja tanpa menimbulkan gejala. Beberapa hari setelah terinfeksi dapat muncul rasa lelah, nyeri kepala, dan demam, yang oleh penderita seringkali dianggap hanya gejala flu saja.

Akibat

Yang dapat terjadi pada ibu hamil yang terinfeksi dengan toxoplasma adalah keguguran, bayi lahir prematur, serta terdapat kelainan pada janin yang dikandungnya. Kelainan yang terjadi dapat bersifat ringan atau berat, terkadang kelainan baru timbul saat anak dewasa.

Pemeriksaan

Untuk mengetahui apakah anda terinfeksi Toxoplasma, yang perlu diperiksa adalah Anti Toxoplasma IgM, IgG, dan aviditas IgG. Perhatikan interpretasi hasil pemeriksaan dibawah ini:

  • IgG positif, IgM negatif: anda pernah terinfeksi toxoplasma, memiliki kekebalan, dan saat ini anda tidak sedang terinfeksi. Dengan begitu, status anda aman, jadi tidak perlu merasa khawatir.
  • IgG positif, IgM positif: kemungkinan terdapat infeksi lama ataupun infeksi baru. Perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan aviditas IgG. Aviditas rendah berarti infeksi baru, aviditas tinggi berarti infeksi lama.
  • IgG negatif, IgM negatif: anda tidak memiliki kekebalan terhadap toxoplasma dan saat ini anda tidak terinfeksi.
  • IgG negatif, IgM positif: anda tidak memiliki kekebalan & saat ini anda sedang terinfeksi.

 Hamil tapi punya kucing

Bagi sedang hamil dan ingin tetap memelihara kucing kesayangan, berikut tips agar terhindar dari kemungkinan terinfeksi toxoplasma dari kucing anda:

  • Jangan mencuci tempat kotoran kucing, kalau memang tidak ada orang lain, pakailah sarung tangan, dua lapis jika perlu. Setelah itu, cuci tangan dengan bersih.
  • Bersihkan tempat kotoran kucing setiap hari karena parasit toxoplasma baru dapat menginfeksi setelah hari ke-5 berada dalam feses kucing.
  • Jangan biarkan kucing main diluar rumah, untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi.
  • Periksa kesehatan kucing yang baru anda beli atau baru anda pelihara, karena anda tidak tahu apakah dia sehat atau telah terinfeksi toxoplasma.
  • Gunakan sarung tangan saat anda berkebun dan cuci tangan yang bersih setelahnya.

 RUBELLA

Rubella yang mempunyai nama lain campak jerman, disebabkan oleh Togavirus yang menginfeksi manusia melalui saluran pernafasan. Gejala dari penyakit ini adalah demam, nyeri kepala, serta rasa tidak enak di badan yang kemudian diikuti oleh keluarnya kemerahan pada kulit. Kemerahan yang timbul mirip seperti penyakit campak biasa, namun terlihat lebih terang dan tersebar tidak berkelompok. Selain itu dapat pula terjadi konjungtivitis (peradangan pada mata).

 Rubella pada Kehamilan

Infeksi rubella pada kehamilan dapat berakibat fatal, terutama jika infeksi terjadi pada masa kehamilan awal. Jika infeksi terjadi pada usia kehamilan 8-10 minggu (sekitar 2 -2,5 bulan), 90% janin umumnya akan mengalami kelainan seperti keterbatasan mental, katarak, ketulian, kelainan jantung, pertumbuhan janin terhambat, serta kelainan pada otak, hati, serta paru. Kemungkinan terinfeksi turun menjadi 20% jika infeksi terjadi pada usia kehamilan diatas 16 minggu. Beberapa bayi dapat terlihat normal saat lahir, namun kelainan seperti ketulian dapat baru terdeteksi di kemudian hari.

 Diagnostik

Diagnostik pasti melalui pemeriksaan anti Rubella IgM dan IgG. Pemeriksaan ini perlu dilakukan jika terdapat gejala rubella dan jika terdapat penderita rubella disekitar tempat tinggal pasien sehari-hari.

CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

Penyakit ini disebabkan oleh virus cytomegalo yang termasuk kedalam golongan virus herpes. Seperti penyakit akibat virus herpes lainnya, CMV dapat tinggal didalam tubuh             dan dapat menjadi aktif kembali (reaktivasi) saat kekebalan tubuh menurun. Infeksi pada kehamilan biasanya terjadi karena reaktivasi tersebut.

Penularan

Penularan CMV dapat terjadi jika kita berhubungan dekat dengan penderita yaitu melalui ludah, air kencing, ataupun air susu ibu. CMV juga menular melalui hubungan seksual dan transfusi darah.

CMV pada kehamilan

Infeksi CMV pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan otak, pembesaran hati dan limpa, serta dapat terjadi retardasi mental. Bayi juga dapat terinfeksi saat proses kelahiran, karena CMV yang terdapat pada serviks. Komplikasi yang dapat terjadi selanjutnya adalah gangguan pada pendengaran dan penglihatan.

Diagnosis

Diagnosis CMV dilakukan melalui pemeriksaan Anti CMV IgG, IgM, serta aviditas IgG.

HERPES SIMPLEKS (HSV)

Virus herpes simpleks terdapat dua jenis, herpes simpleks 1 dan 2. Virus herpes simpleks 1 biasanya menyerang wajah, bibir, dan mata, sementara herpes simpleks 2 menyerang genital atau alat kelamin. Virus ini menular melalui hubungan seksual atau kontak fisik lainnya.

Herpes simpleks pada kehamilan

Herpes genital dapat menyebabkan penularan pada bayi yang baru dilahirkan disebabkan karena adanya kontak antara bayi dan alat kelamin ibu yang menderita herpes. Gejala yang dapat dirasakan pada herpes genital adalah rasa nyeri dan gatal pada daerah vagina ataupun anus, nyeri saat buang air kecil, dan dapat pula disertai demam dan pegal-pegal.

Bayi yang terinfeksi herpes simpleks dapat mengalami infeksi pada kulit, mata, mulut, serta dapat merusak otak dan organ lain. Jika tidak ditangani dengan baik penyakit akan semakin memburuk dan dapat menimbulkan kematian. Meskipun demikian, angka kejadiannya sangat jarang dan banyak penderita herpes genital yang melahirkan bayi yang sehat.

Diagnosis

Diagnosis herpes genital dilakukan melalui pemeriksaan Anti HSV II IgG dan IgM. Pemeriksaan perlu dilakukan pada wanita hamil dan pasangannya. Jika pasangan IgG positif, perlu diberikan penyuluhan bagaimana untuk menghindari penularan seperti memakai kondom setiap kali berhubungan seksual.

 Apakah harus Sectio Caesar?

Tidak semua penderita herpes genital harus melahirkan melalui operasi. Jika infeksi dialami pada usia kehamilan dibawah 6 bulan, pasien dapat melahirkan dengan normal. Namun jika infeksi didapat pada enam minggu terakhir kehamilan, atau infeksi terjadi sesaat sebelum melahirkan, sebaiknya dilakukan operasi.

Dr Botefilia Sp.OG

 

Untuk  informasi lebih lanjut dan pendaftaran konsultasi  silakan hubungi RSIA Tambak 021 2303444